Himpunan Mahasiswa Islam (1947-1997) Kawal Proses Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Nasir Kwairumaratu, Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Seram Bagian Timur, mengucapkan Selamat Dirgahayu Republik Indonesia Ke 76 Tahun.(Berita Maluku News)
MALUKUNEWS - Di Ibu kota Republik Indonesia Jogjakarta Pada 14 Rabi'ul Awal 1366 Hijriah, bertepatan dengan 5 Februari 1947 Masehi berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pemrakarsa HMI adalah Larfan Pane sebagai Mahasiswa Tingkat 1 STI ketika berusia 25 tahun. Namun Larfan Pane merupakan Tokoh Pendiri HMI pada Waktu itu Bersama 14 orang Mahasiswa yang berkibra di STI, Lainnya tanpa campur tangan Pihak luar.
Ketika HMI didirikan di Indonesia terjadinya perang kemerdekaan yang berjuang untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945 dan membela kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Meskipun telah Memproklamasikan Kemerdekaannya, akan tetapi secarafaktual saat itu Indonesia masih tertindas di Bidang Politik, Pendidikan, Ekonomi, Kebudayaan dan Agama. Fenomena itu terekam dalam tujuan didirikan HMI.
Seperti tercantum dalam Pasal 4 AD HMI yang berbunyi "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhana wata’ala".
Nurcholish Madjid mengungkapkan bahwa dalam suasana kehidupan politik Nasional yang di tandai Kemantapan masalah-masalah hak asasi Kenegaraan, di tatapan terhadap masa depan bangsa dan tanah Air oleh orang-orang Muslim akan mewujudkan diri dalam sikap kehidupan Nasionalisme,yang tidak lagi melihat kesenjangan antara keislaman dan keindonesiaan. Sebab peniadaan kesenjangan itu berdiri bukanlah usaha luar biasa dari pihak orang-orang muslim, sebab yang terjadinya ialah pengulangan apa yang telah ada di dalam rekaman Sejarah Nusantara. Minggu (15/08/2021).
Sebab lebih mendasar lagi, orang-orang muslim Indonesia menyongsong masa depan Bangsa dan Negara dalam semangat tiadanya lagi kesenjangan antara islam dan pancasila. Peniadaan inipun tidak memerlukan usaha ekstra dari pihak orang-orang Muslim, olehnya kerena memang begitulah yang dikehendaki para ulama yang terlibat langsung dalam perumusan dasar negara.
Dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diperoleh pada 1945 telah membawa suasana dan trust baru terhadap kehidupan rakyat. Suasana ini sangat berbeda ketika dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman di atas realitas kemajemukan bangsa Indonesia.
Papar A.Sonny Keraf menjelaskan bahwa "Masyarakat Indonesia sangat Pluralistik pada berbagai aspek kehidupannya, agar pluralisme telah menjadi kenyataan secara Historis Maupun Empiris, tanpa dapat diingkari. Sebuah kemajemukan masyarakat di Indonesia dapat menjadi modal bagi kehidupan Bangsa, tetapi di sisi lainnya kemajemukan juga dapat menjadi batu sandungan bagi suatu bangsa."
Menurut Nurcholish Madjid bahwa untuk menggariskan satu kebijaksanaan kultural tertentu, berdasarkan satu pola kultural tertentu, yang sesuai atau dapat diterima seluruh Rakyat Indonesia, walaupun penduduknya mayoritas muslim atau mengaku muslim. Karena sikap agama terhadap pluralisme sangat jelas, sebab agama tidak menolak adanya Pluralisme, bahkan agama memberi kerangka sikap etis.
Nasir Kwairumaratu Selaku Ketua Umum HMI CABANG SBT menyampaikan bahwa, "Pemikiran Himpunan Mahasiswa islam (HMI) berkaitan dengan sejarah Intelektual yang melekat pada HMI, akan di kaji tentang perkembangan pemikiran Keislaman dan Keindonesiaan yang saling berhubungan dengan ide-ide sebelumnya, sangat diharapkan akan dapat mengungkapkan perspektif yang sangat luas dan dalam tentang berbagai aspek Pemikiran HMI yang selama ini, maupun realitas sosial dan budaya yang mengitarinya."
"Namun dalam pemikiran HMI sudah cukup usia 74 Tahun merupakan organisasi Mahasiswa yang ekstrim selalu mendorong kepentingan Umat dan Bangsa. Peran HMI akan dicoba diungkapkan dalam upaya persatuan dan kesatuan Nasionalisme dari seluruh komponen Bangsa maupun latar belakang Sosial Budaya, Politik, dan keagamaan.serta Pancasila sebagai konvergensi Nasional dijadikan sebagai Platfrom untuk menuju integritas kepentingan Nasional yang hormanis. Kemudian atas wawasan keislaman dan kebangsaan, HMI melahirkan pemikiran sebagai satu ideologi untuk kepentingan seluruh Bangsa Indonesia," ujarnya.
Editor :Tim Sigapnews
Source : Nasir Kwairumaratu